Batam-Melayu adalah sebuah Etnis kesukuan terbesar dan tersebar di beberapa Wilayah di Indonesia. Bahkan sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), beberapa Kerajaan Melayu telah berkibar sebagai Pusat Pemerintahan.
Melayu sangat identik dengan Islam, karena dapat dikatakan hampir keseluruhan orang Melayu beragama Islam. Sebahagian besar etnis suku Melayu tersebar dalam Wilayah Provinsi Riau (sebelum terpecah menjadi Provinsi Riau Daratan/Ridar dan Provinsi Kepulauan Riau/Kepri).

Suasana pembentukan PBMS di Bintan.
Bahkan sampai ke Semenanjung Malaysia, Termasuk (Singapura sekarang), Thailand Selatan, Kepulauan Sulu dan Mindanao di Filipina. Sehingga tidak heran jika Rumpun Melayu sebagai Komunitas terbesar di Daerah-Daerah yang disebut diatas.
Garis kekerabatan atau berasal dari Rumpun yang sama, maka tidak mengherankan jika terjalin Silaturahmi dan Komunikasi antar Masyarakat Melayu dimanapun mereka berada. Bahkan meski telah berbeda kewarganegaraan, jalinan Titian Mubibah terus tercipta.

Suasana pembentukan PBMS di Batam.
Baru-baru ini Etnis atau kita sebut Bangsa Melayu merasa terusik akibat beberapa warganya merasa terzolimi oleh kebijakan Pemerintah. Persoalan relokasi Masyarakat Pulau Rempang dan Pulau Galang di Batam Kepulauan Riau. Katanya Wilayah atau Pemukiman yang telah ratusan Tahun mereka huni akan dijadikan Kawasan Proyek Rempang Eco City. Sebuah kawasan industri, perdagangan hingga wisata terintegrasi yang ditujukan untuk mendorong saya saing dengan Negara lain.
Namun rencana tersebut mendapat penolakan dari Masyarakat penghuni Pulau Rempang dan Galang, karena mereka tidak ingin direlokasi. Apalagi kawasan yang diusulkan itu akan "memberangus" 16 Kampung Tua yang telah dihuni secara turun-temurun oleh Masyarakat Melayu Pulau Rempang.

Suasana pembentukan PBMS di Batam.
Sehingga seperti diketahui akibatnya terjadilah gejolak antara Masyarakat yang menolak dilakukan relokasi dengan Pemerintah. Akibat dari peristiwa tersebut etnis Melayu dari berbagai Daerah menyatakan dukungan untuk "Saudara-Saudara" mereka di Pulau Rempang dan Pulau Galang.
Karenanya tidak mengherankan jika penolakan terhadap relokasi untuk menjadikan Pulau Rempang dan Galang berrgema seAntero Bumi Lancang Kuning (Riau). Bahkan beberapa Daerah turut mendukung, tak terkecuali sampai ke Tanah Jawa, sehingga persoalan tersebut menjadi Perhatian Nasional dan Internasional.
Sampai sekarang persoalan ini sepertinya belum jua tuntas, karena beberapa narasi terkadang bertolakbelakang dengan situasi yang ada. Meski semula tindakan represif berubah menjadi persuasif namun image berkembang di Masyarakat terlanjur telah terbentuk. Dalam hal ini penulis sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada pembaca sehingga tidak ada kesan framing dilakukan.
Berdasarkan alur narasi diatas menimbulkan semangat Persatuan dan Kesatuan Suku Melayu si serantau Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Bahkan merebak sampai kebeberapa Daerah diluar itu, maka atas inisiasi beberapa Tokoh-Tokoh dari beberapa Daerah. Tercetuslah sebuah Organisasi yang kelak akan diberi nama Pertumbuhan Bangsa Melayu Sedunia (PBMS).
Ikrar pembentukan dicetuskan pada Hari Sabtu, (07/10/2023) disalah satu Kedai Kopi di Nagoya, Kota Batam. Perwakilan Tokoh-Tokoh dari Pemuda/i Melayu dari berbagai Daerah dan latarbelakang berbeda beberapa. Pada pertemuan julung-julung terjadi adalah tindaklanjut dari Komunikasi melalui Media Sosial (Medsos) pasca tragedi Rempang dan Galang.
Berlatarbelakang dari rasa senasib dan sepenanggungan melalui pertemuan itu didukung semangat memperjuangkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Melayu. Dari pembicaraan tersebut maka melahirkan beberapa kesepakatan yang ditindaklanjut, terbentuknya perkumpulan Pertumbuhan Bangsa Melayu Sedunia (PBMS) dan beberapa hal terkait :
- Menetapkan Kantor Pusat Pertubuhan Bangsa Melayu Sedunia (PBMS) di Kota Batam.
- Memilih Ketua Umum PBMS yaitu Tengku Darmawan.
- Memilih Sekretaris Umum PBMS yaitu Dedi Afrian Muhas.
Memilih Wakil Sekretaris Umum PBMS yaitu Muhammad Ali Akbar Bin Tengku Tan Zaini
- Memilih Ketua Harian PBMS yaitu Syahrial Hendri Bin Syahrin.
- Memilih Bendahara Umum PBMS yaitu Fahmi SS Bahajaj.
Sesaat setelah didapuk sebagai Ketum PBMS, Tengku Darmawan akan memfokuskan pada persoalan Ekonomi.
"Bagaimana Bidang Ekomomi bisa dikuasai oleh orang-orang Melayu itu sendiri, karena hal tersebut menjadi faktor utama penunjang kehidupan Berbangsa dan Bernegara, jika Ekomomi telah kita kuasai maka ke depannya apapun itu untuk pengembangan akan lebih mudah". ungkap pria yang akrab disapa lwan Keke.
Sedangkan sosok lain yang turut serta pada pertemuan di Pulau Batam yaitu Akhmad Khadafi memberi pandangan lain, bahwa dengan terbentuknya PBMS bisa dijadikan Sarana Pemersatu antar sesama Bangsa Melayu Senin, (09/10).
"PBMS menjadi perekat dan pemersatu kite orang Melayu, semoga rasa kebersamaan semakin erat dan kuat, sehingga jika ada hal-hal seperti yang terjadi sekarang kita bisa membuat dan mengambil kebijakan secara menyeluruh dan selaras". papar pria yang juga sebagai Bacaleg DPR RI Dapil Riau 1 dari Parpol Bulan Bintang.
Sedangkan Syahrial Hendri Bin Syahrin sebagai Ketua Harian PBMS yang juga merupakan Ketua Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga (LAKRL) Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan ingin membangkitkan Marwah Bangsa Melayu mata Dunia, sehingga kita menjadi tuan dirumah sendiri.
"Melayu harus Bangkit dan Bermarwah serta menjadi Tuan dirumah sendiri, jangan menjadi penonton karena ini Negeri Kito kito, dan semoga PBMS menjadi salah satu saran untuk membangkitkan hal tersebut". sebutnya Optimis.
Akang Ulong sebagai Wakil Sekretaris pada awak media ini pada Hari yang sama dengan Khadafi menyatakan merasa terharu dan bangga atas terbentuknya PBMS ini dan mengajak Saudara-Saudara sesama Bangsa Melayu untuk dapat bergabung di wadah ini, inilah tempat untuk kita bersatu dan menaikkan Harkat dan Martabat kita sebagai orang Melayu.
Bangga dan terharu semoga PBMS dapat mempererat tali Silaturahmi kita sebagai puak Melayu dimanapun berada, dan kedepannya dapat memperkokoh Persatuan dan Kesatuan kita Melayu". tutupnya.***(RPC)