DUMAI – Arena Pemuda Dumai menyampaikan keprihatinan mendalam atas dinamika yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya terkait indikasi adanya dugaan praktik transaksional di balik sebuah gerakan sosial yang seharusnya murni memperjuangkan aspirasi rakyat.
Ketua Arena Pemuda Dumai, Muhammad Ikhsan Nizar, menegaskan bahwa dugaan praktik tersebut sangat mencederai nilai luhur perjuangan gerakan sosial, baik yang dilakukan mahasiswa, organisasi kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), maupun elemen masyarakat sipil lainnya.
“Hal ini sungguh sangat kita sayangkan. Kenapa demikian? Karena perbuatan semacam ini menyebabkan trust publik terhadap gerakan sosial terus tergerus. Padahal, seharusnya kita menjadi garda terdepan, pembawa sepanduk perubahan dan harapan, serta penyeimbang kekuasaan,” tegas Ikhsan, Jumat (19/9/2025).
Ikhsan menilai, kabar adanya aksi yang batal digelar bukan karena aspirasi sudah terpenuhi melalui dialog, melainkan karena adanya dugaan praktik “bisik-bisik busuk” yang berujung pada keputusan mendadak. Hal ini, menurutnya, merupakan sebuah tamparan keras terhadap integritas gerakan moral di Dumai.
“Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Sebuah aksi yang notabene adalah jalan terakhir dalam menyuarakan aspirasi publik, mendadak batal. Dan penyebabnya bukanlah karena tuntutan didengar, melainkan karena sesuatu yang jauh dari nilai perjuangan,” ujar Ikhsan.
Arena Pemuda Dumai menilai, fenomena ini bukan hanya mencederai satu kelompok atau aksi tertentu, tetapi juga melukai wajah gerakan moral masyarakat sipil secara keseluruhan.
“Ini bukan sekedar berita tentang satu aksi yang gagal, ini adalah cerita luka yang dalam. Di mana Indonesia Emas 2045 itu, bila kita masih mampu mengatasnamakan rakyat demi meraup kepentingan pribadi dan hasrat sesaat?” imbuhnya.
Ikhsan menegaskan, Arena Pemuda Dumai akan terus berdiri di garis perjuangan, menjaga marwah gerakan sosial, serta menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat agar tetap konsisten dan tidak tergoda dengan praktik transaksional yang hanya akan melemahkan kepercayaan publik.
“Kami mengajak seluruh elemen mahasiswa, pemuda, organisasi kesukuan, maupun masyarakat sipil untuk kembali pada tujuan sejati gerakan. Bahwa suara kita harus lantang bukan karena kepentingan sesaat, tetapi karena keadilan, kebenaran, dan masa depan bangsa ini,” tutup Ikhsan.***