Cerita Lain Sebalik Tunda Bayar

Cerita Lain Sebalik Tunda Bayar
Ilustrasi gambar disitat dari Radar Madura.id

Kota Dumai, (Riau)-RPC

Tahun 2024 beberapa Daerah lingkup Provinsi Riau mengalami tunda bayar terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor. Salah satu Daerah ikut mengalami tunda bayar termasuk Pemerintah Kota (Pemko) Dumai. Tunda bayar sendiri terjadi diakibatkan keuangan Daerah mengalami devisit anggaran akibat beberapa hal.

Disitat dari beberapa sumber, nominal kewajiban dan tanggungjawab Pemko Dumai terhadap tunda bayar berkisar Rp300 Milyaran. Namun ada juga sumber lain menyebut angkanya melebihi dari yang disebut tadi. Tidak adanya data resmi sebagai validasi dijadikan referensi. Maka seberapa besar angka (duit) tunda bayar secara data autentik terkesan simpang-siur.

Namun upaya Pemko Dumai menyelesaikan permasalahan tunda bayar perlu diapresiasi. Karena dari pemberitaan beberapa media lokal bahwa sekitar 50% lebih kontraktor telah menerima haknya. Tentu hal tersebut menjadi sebuah kabar baik namun ada pula cerita sebaliknya.

Menjadi kisah pilu diceritakan rekanan terdampak tunda bayar kepada media ini sebagaimana ulasan selanjut. Terlebih ketika statemen pejabat Daerah ini menyatakan penuntasan tunda bayar akan meningkatkan geliat perekonomian. Perputaran ekonomi semakin baik dan UMKM merasakan peningkatan.

Tentunya ucapan pejabat tersebut boleh-boleh saja di "Amini" namun apakah terlintas dibenaknya memikirkan kondisi kontraktor yang mengalami tunda bayar. Cerita pilu mengiris hati kontraktor perlu juga diungkap ke publik meski sebenarnya tidak membawa pengaruh.

Ibarat pepatah lawas "Nasi Telah Menjadi Bubur" terimalah kondisi yang ada dengan lapang dada. Apapun itu seyogyanya kondisi terjadi sekarang bukan karena keinginan siapapun tetapi karena situasinya memang sedemikian rupa. Segala sesuatu ada resiko suka atau tidak ketika terjadi harus siap menghadapi dengan segala konsekuensi.

Kisah pilu akibat tunda bayar dialami kontraktor ada yang asset nya berupa rumah disita. Bahwa kontraktor berkenaan dalam menyelesaikan pekerjaan meminjam modal kepada pihak lain. Ada yang melakukan peminjaman kepada pihak Perbankan namun ada pula kepada pihak lain.

Kita tidak mengulas terkait Perbankan tetapi pihak lain dan sebut saja Rentenir. Karena menurut analisa dari penyampaian kontraktor, pola serta teknis peminjaman cara kerja dari Rentenir. Meski sebenarnya bukan seorang Rentenir sejati tetapi dadakan ketika musim proyek bergulir. 

Nah ketika terjadi tunda bayar, kontraktor ini menyatakan rumahnya disita Rentenir si peminjam duit. Karena sang kontraktor tidak sanggup mengembalikan duit dipinjam sesuai tenggat waktu telah disepakati. Pemicu kegagalan pembayaran karena tunda bayar dan tidak sanggup membayar bunga pinjaman yang begitu besar

"Saya mendapat proyek lelang dengan nilai lumayan (enggan menyebut angka pasti namun mencapai Milyaran), dengan modal terbatas saya meminjam duit kepada seorang kenalan dan menyepakati pengembalian akhir Tahun dengan asumsi semua urusan proyek tuntas. Namun semuanya meleset karena terjadi tunda bayar padahal pekerjaan telah rampung 100%. Dua bulan pertama (akhir tahun) saya masih sanggup membayar uang jasa (bunga) pinjaman, namun memasuki awal tahun ini mulai terasa berat karena kondisi keuangan tidak memungkinkan lagi sehingga diberi ultimatum pemilik uang dan akhirnya karena tidak bisa membayar lagi rumah hunian menjadi jaminan sebagai satu-satunya tempat bernaung sekeluarga disita Rentenir". ungkap kontraktor disalah satu warung kopi.

Padahal menurut kontraktor nilai jual rumahnya dua kali lipat dari nominal hutang. Namun apa boleh buat sudah menjadi resiko karena meminjam duit kepada Rentenir. Tidak pula menyangka akan terjadi tunda bayar yang sampai sekarang belum juga tuntas.

"Hutang saya 200 Jutaan sedangkan rumah jika dijual bisa bernilai sekitar 400 Jutaan, sedih memang terlebih jika melihat kondisi keluarga seperti anak isteri tetapi hanya bisa pasrah segala upaya telah dilakukan, semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua". tutupnya beberapa waktu lalu.

Selain kontraktor diatas ada juga beberapa yang lainnya mengalami hal serupa namun tidak lah se-tragisnya. Karena tidak sampai terjadi penyitaan rumah karena masih bisa membayar bunga uang Rentenir yang mencekik leher.

Kisah lainnya "Beberapa kawan kita tiap bulan harus membayar bunga pinjaman ada yang 20 Juta dan ada yang bahkan mencapai 60 Jutaan, karena bunga pinjaman mencapai 20% dari nilai hutang, ajab betul kesian awak dibuatnya akibat tunda bayar". ungkap salah satu pejabat keuangan Kota Dumai beberapa waktu lalu kepada media ini.

Selain kisah pilu dan tragis dialami kontraktor akibat tunda bayar ada kasak-kusuk lain mengiringi. Salah satunya terkait metode pembayaran bahwa skala prioritas untuk pekerjaan dengan Penunjukan Langsung (PL). Sedangkan proyek Lelang setelah menuntaskan kegiatan PL namun ada info sebahagian juga dibayar.

Namun menariknya info pembayaran untuk pekerjaan Lelang hanya kepada kontraktor tertentu. Jika kabar ini benar sangat disayangkan atau hanya sebatas obrolan kedai kopi "kabar burung". Terlebih media ini belum melakukan pendalaman informasi secara investigasi terkait kebenarannya.

Namun secara eksplisit apresiasi terhadap Pemko Dumai yang telah melakukan realisasi tunda bayar 50% lebih. Karena beberapa Daerah lain ada yang belum melakukan tunda bayar alias nihil realisasi. Berharap sisa sisa tunda bayar secepatnya dituntaskan. Agar tidak terdengar lagi kisah-kisah pilu nan menyayat hati.

Semoga kisah-kisah diatas menjadi pembelajaran bagi kita semua terutama untuk kontraktor. Jika yang bermodal tebal mungkin tidak berpengaruh secara signifikan. Namun jika bermodal pas-pasan kisah ini akan terulang kembali di masa hadapan.***(RPC)