Kota Dumai, (Riau) RPC
Apakah wacana Daerah Istimewa Riau hanyalah sebagai bentuk pengalihan isu. Sebuah pertanyaan mengemuka diawal bincang-bincang bersama Ketua Harian, Komite Melayu Bersatu Dumai (KMBD).
Chandra Abdul Gani menyatakan tidak perlu ada jawaban dari pertanyaan tersebut. Hal itu disampaikannya kepada rekan media disalah satu kedai kopi bertembung secara tidak sengaja.

Chandra Abdul Gani alias Ican Ketua Harian KMBD
"Tak perlu jawaban dari pertanyaan itu, sebab bagi kami yang memahami denyut nadi tanah ini, perjuangan sesungguhnya adalah kembali kepada cita-cita awal memperjuangkan wilayah pesisir sebagai daerah otonomi baru dengan nama yang penuh harapan yakni Provinsi Riau Pesisir." ujar pria akrab disapa Ican Sabtu, (30/5) sebelah pagi.
Usai menyeruput kopi dari gelasnya Ican melanjutkan kata-kata. "Wacana luhur ini bukan sesuatu yang baru ia telah diinisiasi oleh tokoh-tokoh pesisir namun berulang kali tertunda atau sengaja ditunda dan kini waktunya mengambil kembali estafet itu waktunya kita mewujudkan cita-cita orang-orang pesisir." ujarnya seraya memandang keluar dari dalam kedai kopi dengan mulut bergetar.
Suasana sejuk kerana hujan tidak membuat semangatnya kendur menyatakan keinginan kuat terbentuknya Provinsi Riau Pesisir. Karena menyangkut kemaslahatan orang ramai terutama di kawasan pesisir.
"Sebagai anak watan Dumai saya berpandangan bahwa sudah seharusnya wilayah-wilayah pesisir seperti Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Dumai dan Rokan Hilir bersatu dalam tekad dan langkah, bersatu memperjuangkan haknya sendiri untuk membangun wilayah yang selama ini kerap tertinggal bahkan terabaikan baik secara ekonomi maupun sosial." bergetar suara Ican berkata, sehingga membuat penulis terpana seketika.
Wilayah-wilayah yang berpotensi merger jika wacana pembentukan Provinsi Riau Pesisir. Sebahagian besar berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Selat dengan pelayaran kapal-kapal niaga terpadat di Dunia. Secara tidak langsung menjadikan pintu gerbang utama Indonesia di pesisir Timur Pulau Sumatera.
Artinya secara ekonomi potensi yang diperoleh oleh daerah yang wilayahnya berhadapan dengan alur pelayaran Selat Malaka sangat luar biasa. Namun jika melihat kondisi yang ada kehidupan masyarakat pesisir berbanding terbalik dengan daerah lain.
Angka kemiskinan sangat tinggi dan diperparah dengan infrastruktur yang tidak memadai. Sehingga pantas dan wajar saja wacana Provinsi Riau Pesisir telah lama mengemuka.
"Miris menengok saudaro-saudaro kito yang hidup di pelosok-pelosok pesisir, berkutat dengan segala kekurangan, padahal mereka tinggal berdekatan dengan gerbang Ekonomi Regional bahkan Nasional posisi strategis tidak terkelola dengan baik sehingga yang namanya kesejahteraan dan keadilan untuk meraka saudaro kito ibarat pepatah "jauh panggang dari api" atau "ibarat pungguk merindukan bulan" sebuah keniscayaan yang terjadi." pungkas Ican menyuarakan gundah-gulana tentang kehidupan masyarakat pesisir.
Diharapkan jika Provinsi Riau Pesisir terbentuk ada beberapa hal terwujud :
- Masalah pengangguran di wilayah pesisir dapat diatasi secara lebih efektif,
- Tanpa harus bergantung pada campur tangan dari luar
- Kebijakan berpihak kepada rakyat dapat dilahirkan dan diterapkan dengan lebih leluasa
- Karena wilayah ini akan berdiri sebagai daerah otonomi baru yang mandiri, berpijak pada marwah dan kearifan lokal
Daerah pesisir sebenarnya sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya laut, migas, dan potensi kelautan lainnya. Tidak sepatutnya lagi menyaksikan ketimpangan ekonomi yang mencolok antara daerah pesisir dengan daerah lain. Keadilan pembangunan bukanlah hadiah melainkan hak yang harus diperjuangkan secara bersama-sama.
Penutup pertemuan Ican berharap dukungan seluruh komponen masyarakat pesisir untuk mewujudkan wacana mulia tersebut. Nasib kita tidak akan berubah jika kita sendiri tidak berupaya merubahnya.
"Inilah jawaban patut dan layak untuk terus digaungkan oleh tokoh-tokoh pesisir, oleh seluruh elemen masyarakat, oleh para aktivis dan mahasiswa-mahasiswa pesisir yang mencintai tanah kelahirannya, ini bukan mimpi ini tekad dan tekad ini harus terwujud jika kita tidak merubahnya niscaya akan seperti ini selamanya demi marwah pesisir demi keadilan untuk rakyatnya demi masa depan Riau yang lebih bermartabat." pungkas Ican menutup sembang-sembang kedai kopi di Jl Datuk Laksamana, Dumai.***(RPC)