Kota Dumai, RPC
Keberadaan perpustakaan dibawah pengelolaan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kota Dumai di jalan Tanjung Jati atau sebelah Kantor Dinas terlihat sepi dari kunjungan pembaca. Ternyata sepinya pengunjung perpustakaan tersebut tidak jauh berbeda dengan perpustakaan yang ada di Taman Bukit Gelanggang (TBG). Ibarat pepatah Setali Tiga Uang atau artinya sama saja dan tak jauh berbeda satu dengan lainnya.
Pantauan awak media kondisi tersebut semakin parah dalam setahun terakhir. Ironisnya ada warga tidak mengetahui keberadaan perpustakaan. Karena itu tidak heran, ternyata bukan awak media saja menyoroti, warga juga ikut. Hal itu sebagaimana disampaikan langsung oleh warga kepada awak media pada Jumat, (26/08/2022) dan berikut kutipan.
"Pribadi terus terang tidak pernah berkunjung ke perpustakaan Daerah Kota Dumai, bahkan saya mengira di Dumai tidak ada perpustakaan Daerahnya, selain karena saya lama di luar Daerah menempuh pendidikan, saya juga tidak pernah mendengar ada yang menggelar kegiatan disana juga", urai warga bernama Arif.
"Sepinya pengunjung perpustakaan Daerah menurut hemat saya bukan suatu hal yang baru. Kelemahan dari perpustakaan Daerah yaitu karena ketersediaan buku-bukunya yang tidak lengkap dan banyak buku-buku lama, padahal ilmu pengetahuan itu dari waktu ke waktunya selalu ada perkembangan dan kemajuan, sehingga buku-bukupun harus selalu di up grade dikarenakan alasan tersebut diatas saya membangun Pustaka pribadi di rumah untuk kebutuhan membaca saya", sambungnya.
"Padahal kita ketahui bersama, indeks minat baca masyarakat Indonesia termasuk terendah di Dunia. Seharusnya dengan fakta tersebut, Dispersip Dumai lebih inisiatif untuk mengelola perpustakaan supaya dapat meningkatkan minat baca masyarakat Dumai", tutup sosok yang dikenal dengan sikap kritisnya itu.
Inisiatif dimaksud warga bernama Arif itulah yang selama ini tidak pernah terlihat oleh awak media. Karena minimnya kegiatan dilakukan berkaitan dengan perpustakaan. Bahkan menurut awak media, warga Dumai tidak mengetahui adanya perpustakaan bukan Arif saja jika ditelusuri pasti akan banyak.
Sedangkan warga lain, David menyatakan keprihatinan atas situasi perpustakaan sekarang, harus ada perhatian dari Pemerintah Kota (Pemko) Dumai untuk menyikapinya.
Jangan sampai keberadaan perpustakaan sekadar pajangan dan menghamburkan anggaran saja sedangkan azas manfaatnya tidak begitu signifikan.
"Kita berharap Pemko tentunya dalam hal ini Walikota Dumai H Paisal SKM MARS memberi perhatian atas kondisi perpustakaan sekarang, bagaimana kedepannya perpustakaan menjadi salah satu alternatif dikunjungi dalam menggali informasi selain sebagai wadah bagi yang hobby membaca, karena itu Kepala Dinas (Kadis) menjadi sosok penting dalam kemajuan sebuah perpustakaan", ujar David.
"Jika memang dianggap tidak mampu memajukan, tidak ada salahnya Paisal SKM., MARS mempertimbangkan kedudukan Kadisnya, jangan ragu mengeser jika memang dianggap tak mampu dan tak layak, itu hak prerogatif Walikota selaku Kepala Daerah. Sebagai contoh, berapa banyak Lurah dicopot dari jabatan meski baru menjabat seumuran jagung, tentu tidak terkecuali dengan yang lain namun semua tergantung Walikota", tutup David.
Banyak sorotan dialamatkan terkait sepinya perpustakaan, awak media menghubungi Kepala Dinas (Kadis) Dispersip, Syawir Kasim pada Senin (29/08/2022) untuk meminta tanggapan berikut tanggapan diberikan kepada awak media.
"Wsalam wr wb, mf bg utk kgiatan playanan kita dah brupaya utk mningkatkan dgn ptugas yg trlatih ( pustakawan ) ruangan baca, meja kursi trbaru, buku2 yg trsedia bnyak puluhan ribu trmasuk yg baru baik ilmu umum, agama, sain & brbgai judl buku bahkan Tafsir dsb, kita jg mlayani dpustaka tugu repormasi bkt glanggang dgn ptugas)pustakawan dr pagi sampai sore, utk playanan mobil pustaka kliling tiap hr dgn 4 armada k skolah2 & P psntren, pembinaan perpustakaan k skolah dr tk TK/ paud s/d sma/smk. Utk kgiatan pmbinaan kearsipan kt jg utk opd/dinas2 srta pngawasan, utk pmbinaan tsb ptugas jg kita latih k Anri/Arsip Nasional. Jd mmng bnyak hal trutama utk minat mmbaca mmng sngat kurang pdhal sosialisasi lwt informasi ( Idumai ) dll, jd artinya kt liat dmna2 pojok baca digital ( pocadi ) sulit/ sepi pngunjung & pustaka baca manual jg bgtu pdhal kita siap mlayani dgn baik, bilo2 kito bincang bg mklumlh kini, sbaiknya klu mmng dah tau dmna pustaka daerah ya dtg2lh mereka yg bcara tu biar nmpak kgiatannya , trimakasih infonya bang smoga dberkahi", ungkapnya melalui pesan WhatsAap.
Ternyata selain membawahi perpustakaan Dispersip juga seharusnya mengelola Arsip, namun sejauh ini dalam pantauan awak media hal itu tidak terjadi. Karena saat masih dijabat Kadis yang lama hal itu pernah di tanyakan, masih dalam perencanaan namun sepertinya sampai sekarang belum terealisasi.
Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.***(Tim Media)