Kota Dumai, (Riau)–RPC
Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid akhir-akhir ini kerap diterpa isu-isu tak sedap. Berbagai tudingan miring dialamatkan bergelombang seakan tiada henti. Pertama pasca dilantik sebagai Gubri disebut-sebut terjadi keretakan dengan wakilnya, SF Hariyanto.
Setelahnya dituding menghamburkan anggaran dengan selalu ke Jakarta. Kepergiannya ke Ibukota dituding sekedar berjalan-jalan. Sebahagian pula membela bahwa Gubri melobi pusat atau kementerian. Agar kelak proyek-proyek strategis untuk masyarakat masuk ke Riau. Hingga isu-isu persoalan hukum yang terjadi dan ramai dibicarakan ikut pula dikaitkan.
Bertubinya serangan terhadap Abdul Wahid, Gubri Riau yang baru dilantik 'seumuran jagung'. Membuat salah satu tokoh muda Kota Dumai, Kurnia angkat bicara. Kepada media ini menyatakan, bahwa apa yang terjadi adalah isu semata. Strategi kelompok tertentu yang ingin melakukan pembunuhan karakter.
“Itulah risiko seorang pejabat publik, semakin besar kapasitas dan kinerjanya semakin besar pula tantangan dan serangan isu yang datang, kita melihat jelas ada upaya terstruktur untuk menggiring opini negatif di media sosial tentu para buzzer punya tujuan tertentu,” ujarnya, Sabtu, (23/8/2025) sore.
Menurut Kurnia, geliat pembangunan dan kebijakan fiskal yang sedang dibenahi Gubernur Abdul Wahid membuat sebagian pihak merasa tidak nyaman. Apalagi, saat ini Riau terus menjadi sorotan pemerintah pusat melalui kunjungan pejabat tinggi negara yang menunjukkan perhatian besar terhadap Provinsi Riau.
“Justru masyarakat bisa melihat sendiri, hampir setiap saat ada kunjungan pejabat pusat ke Riau, itu artinya kinerja Gubernur mendapat perhatian serius namun di sisi lain hal ini membuat segelintir pihak gelisah mereka membangun narasi konflik agar kepercayaan masyarakat terkikis, ada upaya politis menjatuhkan kepercayaan publik,” sampainya tegas melalui panggilan WhatsAap.
Kurnia menambahkan, setiap langkah strategis yang diambil Abdul Wahid, termasuk penempatan orang-orang yang dianggap mampu mendukung kinerjanya, selalu dibalas dengan isu miring. Bahkan, narasi yang dihembuskan terkadang menyerempet ke ranah hukum, meski disampaikan bukan oleh pihak berwenang.
“Ini yang justru menggelitik, buzzer ingin seolah-olah meyakinkan publik dengan data yang tidak jelas sumbernya padahal masyarakat Riau tidak mudah dibodohi, mereka cerdas menilai mana informasi yang dapat dipercaya dan mana yang hanya rekayasa,” sebut Kurnia.
Di akhir pernyataannya, Kurnia mengajak seluruh masyarakat Riau untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu di media sosial. Terlebih tidak jelas sumbernya dan bukan pihak berkompeten
“Pohon yang tinggi pasti akan diterpa angin kencang, biarlah waktu yang menjawab yang terpenting, kita fokus mendukung pembangunan Riau agar lebih maju ke depan, jangan mudah termakan dan terhasut oleh berita hoaks,” tutup Kurnia.***(RPC)