Diduga Menyembunyikan Lakakerja di Arealnya, Ketua SPN Dumai Minta Pihak Terkait Periksa Manajemen PT Bukara

Diduga Menyembunyikan Lakakerja di Arealnya, Ketua SPN Dumai Minta Pihak Terkait Periksa Manajemen PT Bukara

Kota Dumai (Riau), RPC

Ketua Sarikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Dumai Alvin meminta kepada aparat terkait agar segera turun tangan untuk mengecek Sistem Manajemen Keamanan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di PT Bukara, (29/10).

Permintaan ini dilayangkan menyusul adanya informasi bahwa dalam tahun 2025 ini diduga sudah terjadi laka kerja sebanyak enam kali.

"Kami meminta kepada aparat terkait agar segera turun ke lapangan dan mengecek kepastian informasi ini, jangan dibiarkan hanya menjadi bola liar yang dapat merusak iklim pekerjaan di Kota Dumai, terutama kami meminta audit terkait SMK3 yang diterapkan di perusahaan tersebut," Tegas Alvin.

Menurutnya, jika memang terjadi hal yang dimaksud, sudah sepantasnya aparat penegak hukum mengambil tindakan yang tegas dan memberi efek jera terhadap manajemen yang diduga melanggar SMK3 yang sudah ditetapkan.

"Harus ada efek jera yang diberikan kepada pihak manajemen jika memang ditemukan adanya pelanggaran penerapan SMK3 di PT Bukara, jangan hanya ingin mencari keuntungan semata nyawa pekerja jadi Korban," Tegasnya.

Alvin juga dengan tegas meminta agar pihak perusahaan segera memberikan keterangan kepada publik terkait isu yang beredar dan jangan ada kesan ditutup-tutupi.

"Perusahaan harus segera mengklarifikasi terkait isu yang ada, jangan didiamkan publik berhak tahu apa yang terjadi sebenarnya," Pungkasnya.

Sebelumnya, sempat diberita bahwa, telah terjadi Laka kerja pada Rabu (15/10) dan menimpa seorang pekerja outsourcing berinisial S. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, korban mengalami luka cukup serius di bagian belakang kepala akibat tertimpa jatuhan keramik saat bekerja.

Akibat kejadian tersebut, korban harus mendapatkan lima jahitan di bagian kepala. Mirisnya, proses evakuasi dilakukan bukan menggunakan ambulans perusahaan, melainkan mobil pribadi.

Hal ini memperlihatkan lemahnya penanganan darurat di lingkungan kerja yang seharusnya memiliki protokol keselamatan lengkap dan siap siaga setiap saat.

Tak berhenti di situ, insiden lain yang sempat terjadi sebelumnya bahkan menyebabkan seorang pekerja kehilangan jari akibat kecelakaan kerja. Deretan kasus semacam ini memperkuat dugaan bahwa keselamatan tenaga kerja di PT Bukara tidak dikelola secara serius dan sistematis.