Pj.Bupati Kampar Buka Sekolah Lapangan Iklim Operasional Provinsi Riau Tahun 2023

Pj.Bupati Kampar Buka Sekolah Lapangan Iklim Operasional Provinsi Riau Tahun 2023

Kampar, RPC

Pj Bupati Kampar Dr.H.Kamsol.MM membuka secara resmi sekolah lapang iklim operasional Provinsi Riau Tahun 2023 di Aula Balai Bupati Kampar, Rabu (10/5).

Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Kepala Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan Hendro Nugroho.ST.M.Si, Kepala Stasiun Klimatologi Riau Ayi Sudrajat.SP.M.Si, Dandim 1331/KPR di Wakili Pasih Intel Kapten CBA Azwir Amir, Kapolres di Wakili Oleh KBO Bimnas IPTU Rusman, Koordinator BMKG Provinsi Riau Ramlan.M.Si, Kepala Stasiun Meteorologi Japura Indragiri Hulu Nancy.M.Si, seluruh Kepala OPD Terkait, Camat Tambang Drs.Jamilus.M.Si, Kepala Desa Kualu Nenas Idrus Ma’arif, Kepala Desa Rimbo Panjang Ben Zainal Arifin.

Dalam arahannya Pj.Bupati Kampar Dr.H.Kamsol.MM menyampaikan selaku PJ Bupati Kampar mengucapkan selamat datang kepada Kepala Stasiun Klimatologi Provinsi Riau, dan kami mengapresiasi serta berterima kasih atas dukungan terhadap pembangunan di sektor pertanian melalui Sekolah Lapangan Iklim atau  SLI ini yang tujuannya meningkatkan wawasan petani tentang informasi iklim dan cuaca BMKG serta menggunakan informasi tersebut untuk kegiatan pertanian melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar, sebagaimana kita pahami keberhasilan pertanian dipengaruhi beberapa faktor antara lain seperti bibit yang digunakan, sistem pengolahan tanah dan sistem pengairan serta kondisi iklim.

Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kampar adalah petani, maka perlu perhatian lebih terhadap fenomena iklim yang berdampak pada kegiatan usaha tani, dan jika tidak ada upaya peningkatan kapasitas petani, maka situasi ini akan mengancam keamanan pangan nasional karena kegagalan panen akibat bencana alam yang terkait dengan cuaca dan iklim, disamping itu, masyarakat (petani) belum menyadari ataupun memahami mengenai dampak negatif dari variabilitas iklim serta bagaimana upaya untuk beradaptasi.

Kita juga perlu tahu bagaimana bersikap menghadapi variabilitas iklim yang memengaruhi produktivitas panen. Informasi iklim masih sulit dipahami, terutamanya  di kalangan petani yang memang mengalami langsung pengaruh iklim pada kehidupan mereka.

Kami yakin melalui pengenalan Sekolah Lapangan Iklim ini Petani di Kabupaten Kampar akan dapat memahami cuaca iklim yang dikombinasikan dengan teknik pertanian baru akan memungkinkan petani untuk menanam tanaman yang berbeda pada waktu yang berbeda dalam setahun.  Bergantung pada tanaman mana yang paling cocok dengan cuaca / iklim pada saat penanaman.

Selain itu kami juga berharap nantinya Dinas Dinas Pertanian bersama para petani akan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani sehingga ketahanan pangan daerah dapat ditingkatkan dan kesejahteraan petani akan terus meningkat.

Perlu kami sampaikan, bahwa luas lahan sawah di Kabupaten Kampar saat ini lebih kurang 2.775 heaktar, untuk itu dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Kampar telah melakukan berbagai langkah salah satunya dengan menerapkan inovasi Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO).

Untuk Inovasi IPAT-BO ini, kami berkolaborasi bersama Lembaga Pendidikan (UNPAD) dan kami berharap Inovasi baru ini nantinya akan terjadi peningkatan lebih dari 100 persen produksi gabah, yang sebelum penerapan IPAT-BO Produksi 1-3 ton/haktare 1 kali tanam/tahun. Setelah penerapan IPAT-BO meningkat sebesar 7,4 ton/haktar (146%) 2-3 kali tanam/tahun.

Ini telah kami buktikan pada uji coba penanaman tahun 2022 pada Lahan  seluas 8,5 hektar atau penerapan masih 60%, dan insya allah tahun 2023 ini akan kami lakukan penanamannya dilahan seluas 2.700 hektar yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Kampar.

Kami berharap melalui sekolah ini nantinya para petani yang mengikuti pendidikan dapat memahami cara menyikapi variable iklim kemudian bisa dipadukan dengan penerapan IPAT-BIO yang sudah kita lakukan sehingga hasil pertanian nantinya dapat ditingkatkan lebih baik lagi.

Selanjutnya Kepala Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan Hendro Nugroho.ST.M.Si menyampaikan tujuan Sekolah Lapang Iklim (SLI) adalah kegiatan literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka adaptasi perubahan iklim yang dilakukan BMKG dengan kolaborasi bersama Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Kegiatan adaptasi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman petani dan petugas penyuluh pertanian terhadap data dan informasi iklim yang dapat langsung diaplikasikan pada aktivitas pertanian.(***Siregar)